Angklung
Angklung
merupakan alat musik tradisional masyarakat Indonesia yang pernah menjadi
polemik tentang status kepemilikannya. Alat musik yang terbuat dari bambu ini
pernah di akui oleh negara malaysia sebagai alat musik tradisional mereka.
Untuk itu pada bulan maret ini Saung Angklung Udjo berencana membuat Tempat
Pelatihan Budaya atau Worshop Culture bernama Bale Mandapa di Jakarta.
Tujuan didirikan tempat balai pelatihan ini adalah Untuk lebih mengenalkan angklung kepada masyarakat Indonesia.
Menurut Direktur Operasional Saung Angklung Udjo, beberapa pengrajin angklung juga ditampilkan di Bale Mandapa ini. Kita bisa melihat semua hal yang berhubungan dengan angklung seperti pagelaran wayang golek dari video serta beberapa permainan tradisional dari budaya sunda seperti gobak sodor, gatrik, serta ucing-ucingan.
Bale Mandapa akan diresmikan pada pertengahan Maret 2009 di Pasaraya Grande, Jakarta Selatan. Menurut Direktur Operasional Saung Angklung Udjo, saat ini masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Saung Angklung Udjo dalam pengembangan angklung, diantaranya adalah kurangnya jumlah pengrajin dan bahan baku pembuat angklung.
Selama ini, kebutuhan bahan baku pembutan angklung di saung Udjo hanya diperoleh sari daerah Leuweung Awi, yang daya produksinya masih terbatas.
Oleh sebab itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan angklung, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan Dinas Koperasi dan KUKM serta beberapa perguruaan tinggi seperti IPB dan Unpad Bandung.
Untuk itu perlu juga dukungan dari masyarakat setempat untuk meramaikan acara ini. Daya dukung masyarakat untuk mempromosikan budaya Indonesia adalah pendorong terbesar demi majunya budaya Indonesia, khususnya angklung.
Gamelan
alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan
berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat
disebut dengan Degung dan di Bali disebut Gamelan Bali. Satu perangkat gamelan
terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking,
gender dan beberapa instrumen lainnya. Disamping itu gamelan mempunyai nada
pentatonis/pentatonic.
Kendang
sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan
(kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di
daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam
permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak. Tifa
adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku
dan Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian
yang bernafaskan Islam. rebana dapat dijumpai hampir di sebagian wilayah
Indonesia.
Kecapi
Kecapi adalah alat
musik petik yang berasal dari daerh Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah
sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut
berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter
dari Jawa Tengah.
Arumba
Arumba (alunan rumpun
bambu) berasal dari daereah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang
terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pad awalnya
arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya
menggunakan tangga nada diatonis.
Talempong
Talempong adalah seni
musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat musik bernada diatonis
(do, re, mi, fa, sol, la, si, do).
Sampek
Sampek (sampe/sapek)
adlah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah
Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan
ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai
sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanuli, Jungga dari Sulawesi Selatan.
Kolintang
kulintang berasal dari daerah Minahasa.
Alat musik ini mempunyai tangga nada diatonis yang semua instrumennya terdiri
dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan cara untuk
memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.
Sasando
Sasando adalah alat musik petik berasal
dari daerah Nusa Tenggara Timur, kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi
dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang
mempunyai bentuk setengah bulatan.
Suling
instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu
hampir semua daerah di Indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah
alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di Sumatera Utara,
Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang
antara 40 – 100 cm dengan garis tengah 2 cm.
Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat
musik tiup yang mempunyai 4 – 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya
berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti
ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.
Rebana
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
Bonang
Barung
Bonang Barung adalah salah satu
bagian dari seperangkat Gamelan Jawa, Bonang terbagi menjadi dua yaitu Bonang
barung dan Bonang penerus.
Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Tifa
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku
dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu
yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti
Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.
Tifa mirip dengan alat musik
gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari
sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi
ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan
untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat
dengan ukiran. Setiap suku di Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas
nya masing-masing.
Tifa biasanya digunakan untuk
mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso
dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional
suku Asmat dan tari Gatsi.
Alat musik tifa dari Maluku
memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah
Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir.
Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan
di Masjid . Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai
pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.
Kenong
Kenong merupakan unsur instrumen
pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun
besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras
yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong tidak akan
bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan
suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang rendah namun nyaring
dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi
ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi
sela-sela antara kempul.
Rebab
Rebab (Arab ??????? atau ????? -
"busur (instrumen)"),[1] juga rebap, rabab, rebeb, rababah, atau
al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat
dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih
banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh.
Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat
bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah
tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Saron
Saron atau yang biasanya disebut
juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu
Gong
Gong
merupakan sebuah alat musik
pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional.
Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong
yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk
setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong
dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan
disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam
berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan
dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari
menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari
(telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting
yang dihasilkan
Saung
Gauk
Saung Gauk adalah alat musik tradisional yang
berasal dari Kalimantan Selatan
Keso
Keso Adalah alat musik yang mirip seperti rebab hanya saja keso
menggunakan dua dawai saja. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek
Serune Kalee
Serune kalee merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Aceh. Alat musik ini merupakan salah satu jenis serunai yang tersebar dalam masyarakat Melayu.
Kata serune kalee menunjuk pada dua hal yang berbeda. Kata yang pertama, serune menunjuk pada alat tiup tradisional Aceh yang sering dimainkan bersama rapai. Sedangkan kalee adalah sebutan untuk nama desa di Laweung, Kabupaten Pidie. Sehingga, serune kalee mempunyai arti serunai dari Kalee. Pemberian nama tersebut mungkin dikaitkan dengan pembuatan atau pemunculannya.
Serune kalee sebagai alat primer, berperan membawa lagu yang lebih cenderung instrumentalia. Serune kalee dimainkan dengan alunan suara yang terus-menerus dan tidak putus-putus. Suara tersebut dihasilkan dari teknik meniup dengan mengambil napas dari mulut dan hidung serta leher.
Siter dan celempung
Alat
musik Celempung di Kedutaan Besar Indonesia di Australia
Siter
dan celempung adalah alat musik
petik di dalam gamelan
Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi
di gamelan Sunda.
Siter
dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua
sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya
dengan nada slendro.
Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak
ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki
empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung
dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai
instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung
dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang
(temponya cepat).
Nama
"siter" berasal dari Bahasa Belanda
"citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris
"zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda
celempungan.
Senar
siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan
getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen
gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan
berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter
dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai
dalam berbagai jenis gamelan lain.
Karinding
Awalnya karinding adalah alat yang digunakan oleh
para karuhun untuk mengusir hama di sawah—bunyinya yang low decible sangat
merusak konsentrasi hama. Karena ia mengeluarkan bunyi tertentu, maka
disebutlah ia sebagai alat musik. Bukan hanya digunakan untuk kepentingan
bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat.
Maka tak heran jika sekarang pun Karinding
Alat Musik Tradisional | Sejarah Cara Memainkan dan Cara Membuat masih
digunakan sebagai pengiring pembacaan rajah. Bahkan, konon, karinding ini
digunakan oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat hati wanita yang
disukai. Jika keterangan ini benar maka dapat kita duga bahwa karinding, pada
saat itu, adalah alat musik yang popular di kalangan anak muda hingga para
gadis pun akan memberi nilai lebih pada jejaka yang piawai memainkannya.
Mungkin keberadaannya saat ini seperti gitar, piano, dan alat-alat musik
modern-popular saat ini.
Beberapa sumber menyatakan bahwa karinding telah ada bahkan sebelum adanya kecapi. Jika kecapi telah berusia sekira lima ratus tahunan maka karinding diperkirakan telah ada sejak enam abad yang lampau. Dan ternyata karinding pun bukan hanya ada di Jawa Barat atau priangan saja, melainkan dimiliki berbagai suku atau daerah di tanah air, bahkan berbagai suku di bangsa lain pun memiliki alat musik ini–hanya berbeda namanya saja. Di Bali bernama genggong, Jawa Tengah menamainya rinding, karimbi di Kalimantan, dan beberapa tempat di “luar” menamainya dengan zuesharp ( harpanya dewa Zues). Dan istilah musik modern biasa menyebut karinding ini dengan sebutan harpa mulut (mouth harp). Dari sisi produksi suara pun tak jauh berbeda, hanya cara memainkannya saja yang sedikit berlainan, ada yang di trim (di getarkan dengan di sentir), di tap ( dipukul), dan ada pula yang di tarik dengan menggunakan benang. Sedangkan karinding yang di temui di tataran Sunda dimainkan dengan cara di tap atau dipukul.
Beberapa sumber menyatakan bahwa karinding telah ada bahkan sebelum adanya kecapi. Jika kecapi telah berusia sekira lima ratus tahunan maka karinding diperkirakan telah ada sejak enam abad yang lampau. Dan ternyata karinding pun bukan hanya ada di Jawa Barat atau priangan saja, melainkan dimiliki berbagai suku atau daerah di tanah air, bahkan berbagai suku di bangsa lain pun memiliki alat musik ini–hanya berbeda namanya saja. Di Bali bernama genggong, Jawa Tengah menamainya rinding, karimbi di Kalimantan, dan beberapa tempat di “luar” menamainya dengan zuesharp ( harpanya dewa Zues). Dan istilah musik modern biasa menyebut karinding ini dengan sebutan harpa mulut (mouth harp). Dari sisi produksi suara pun tak jauh berbeda, hanya cara memainkannya saja yang sedikit berlainan, ada yang di trim (di getarkan dengan di sentir), di tap ( dipukul), dan ada pula yang di tarik dengan menggunakan benang. Sedangkan karinding yang di temui di tataran Sunda dimainkan dengan cara di tap atau dipukul.
Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau.
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan, ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dambus
Dambus, Alat
Musik Tradisional Pangkal Pinang (Kepulauan Riau)
Dambus adalah sebuah alat musik tradisional yang mirip dengan gitar dan berbentuk seperti buah lagu yang dibelah menjadi dua. Pada bagian perut dambus, dibuat lubang dan dikosongkan sebagai ruang resonansi. Lubang ini nantinya akan ditutup dengan kulit kera atau kijang.
Nama dambus mirip dengan alat musik gambus. Kemiripan ini dapat dirunut dari asal usul keberadaan dambus yang memang datang dari luar Pangkal Pinang. Dambus masuk ke Pangkal Pinang karena dibawa oleh kaum pedagang. Dalam perkembangannya, dambus mengalami modifikasi dalam bentuk dan penyebutannya. Selain sebagai alat musik hiburan, dambus juga berfungsi sebagai musik pengiring tarian dan nyanyian adat khas Pangkal Pinang.
Meskipun mirip dengan gambus dan gitar, jumlah tali senar dan susunan nada dambus berbeda dengan keduanya. Tali senar dambus pada umumnya berjumlah tiga buah, sedangkan senar gitar berjumlah enam buah. Dambus terbuat dari kayu pilihan yang kuat dan tahan lama, yaitu kayu cempedak atau kayu kenanga hutan.
Proses pembuatan dambus cukup rumit karena memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketelitian. Selain harus cermat dan hati-hati, membuat dambus memerlukan kesabaran untuk menghasilkan dambus dengan kualitas yang baik.
Dambus memiliki fungsi yang sama dengan alat musik petik lainnya. Kelebihan dambus terletak pada bentuk dan bunyinya yang khas. Alat ini sangat cocok untuk mengiringi musik-musik Melayu dengan alunan musik yang mendayu-dayu. Selain itu, dambus juga sesuai untuk mengiringi musik-musik padang pasir khas jazirah Arab.
Dambus adalah sebuah alat musik tradisional yang mirip dengan gitar dan berbentuk seperti buah lagu yang dibelah menjadi dua. Pada bagian perut dambus, dibuat lubang dan dikosongkan sebagai ruang resonansi. Lubang ini nantinya akan ditutup dengan kulit kera atau kijang.
Nama dambus mirip dengan alat musik gambus. Kemiripan ini dapat dirunut dari asal usul keberadaan dambus yang memang datang dari luar Pangkal Pinang. Dambus masuk ke Pangkal Pinang karena dibawa oleh kaum pedagang. Dalam perkembangannya, dambus mengalami modifikasi dalam bentuk dan penyebutannya. Selain sebagai alat musik hiburan, dambus juga berfungsi sebagai musik pengiring tarian dan nyanyian adat khas Pangkal Pinang.
Meskipun mirip dengan gambus dan gitar, jumlah tali senar dan susunan nada dambus berbeda dengan keduanya. Tali senar dambus pada umumnya berjumlah tiga buah, sedangkan senar gitar berjumlah enam buah. Dambus terbuat dari kayu pilihan yang kuat dan tahan lama, yaitu kayu cempedak atau kayu kenanga hutan.
Proses pembuatan dambus cukup rumit karena memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketelitian. Selain harus cermat dan hati-hati, membuat dambus memerlukan kesabaran untuk menghasilkan dambus dengan kualitas yang baik.
Dambus memiliki fungsi yang sama dengan alat musik petik lainnya. Kelebihan dambus terletak pada bentuk dan bunyinya yang khas. Alat ini sangat cocok untuk mengiringi musik-musik Melayu dengan alunan musik yang mendayu-dayu. Selain itu, dambus juga sesuai untuk mengiringi musik-musik padang pasir khas jazirah Arab.
0 comments:
Post a Comment